Abdullah bin Zubair - Sahabat Pembebas Afrika

Abdullah bin Zubair atau Ibnu Az-ZubairAbdullah bin Zubair atau Ibnu Az-Zubair (624 - 692) (Arab:عبدالله بن الزبير ) adalah putera dari Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakar, di mana Zubair juga merupakan keponakan dari istri pertama Nabi Muhammad, Khadijah. Diriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar melahirkan Ibnu Zubair di Quba pada saat perjalanan hijrah ke Madinah. Dia merupakan muslim pertama yang lahir dalam masyarakat Islam dan hidup sampai umur 73 tahun. Menurut riwayat dari Bukhari, Rasulullah mendoakan bayi ini pada saat kelahirannya.

Ibnu Zubair merupakan anggota dari Bani Asad. Sebagai orang muda, Abdullah berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kampanye peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, seperti Pertempuran Badar dan Pertempuran Uhud, malah di Uhud, dia termasuk salah seorang yang melindungi Muhammad pada saat kekalahan pihak muslim, di mana sahabat-sahabat yang lain melarikan diri. Ada kisah menarik antara Abdullah bin Zubair dengan Umar bin Khaththab. cerita ini bermula ketika Umar sedang berjalan-jalan di kota Madinah. ketika itu banyak anak kecil yang sedang bermain di jalan, namun ketika mereka melihat Umar, mereka lari tunggang langgang meninggalkan jalanan tersebut.

Namun ada satu anak yang tidak lari. Umar lalu mendekati anak tersebut dan bertanya, " Hai anak, kenapa kau tidak ikut lari bersama mereka ? " lalu anak kecil itu menjawab, " Kenapa aku harus lari, sedang aku tidak bersalah padamu ya Amirul mukminin.." Umar lalu menepuk-nepuk pundak anak itu,dan berkata " Sungguh suatu saat nanti, engkau akan menjadi seorang yang besar " Kemudian pada masa Khulafaur Rasyidin, ia mengikuti pula berbagai kampanye pertempuran baik melawan Kekaisaran Byzantium maupun melawan Kekaisaran Sassaniyah. Dia juga bersama dengan ayahnya, Zubair bin Awwam dan Aisyah bertempur melawan Ali bin Abi Thalib pada Pertempuran Unta.

Pada umur 36 tahun, masa khalifah ke-4, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Zubair bersama dengan adik ibunya, Aisyah binti Abu Bakar, ayahnya Zubair bin Awwam serta sepupu ibunya Thalhah bin Ubaidillah mereka memberontak dan terjadilah Pertempuran Unta atau Jamal di daerah Basrah. Peperangan ini mengakibatkan hampir 20.000 orang muslimin meninggal, termasuknya ayahnya sendiri, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubadillah. Ibnu Zubair tidak aktif dalam politik selama masa kekuasaan Muawiyah, tetapi pada masa Yazid I, ia menolak untuk berbaiat terhadap khalifah yang baru.

Setelah kematian Husain bin Ali di Pertempuran Karbala, Ibnu Zubair kembali ke Hejaz, di mana ia menyatakan dirinya sebagai khalifah yang sebenarnya, dan dia mulai membentuk pasukan. Secepatnya ia mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan mengirim seorang gubernur ke Kufah. Segera, Ibnu Zubair memantapkan keuasaannya di Iraq, Selatan Arabia dan bagian terbesar Syam, serta sebagian Mesir. Ibnu Zubair memperoleh keberuntungan yang besar karena ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan Bani Umayyah. Salah seorang pendukungnya adalah Muslim bin Syihab, ayah dari Ibnu Syihab al-Zuhri yang kemudian menjadi cendekiawan muslim terkenal.

Yazid mencoba untuk menghentikan pemberontakan Ibnu Zubair dengan menyerbu Mekkah pada tahun 64 H, ia mengirim pasukan yang dipimpin oleh Husain bin Numair. Pada saat pengepungan Mekkah, Husain menggunakan ketapel, di mana peluru ketapel ini pernah menghancurkan Ka'bah. Tetapi karena mendengar kematian Yazid yang tiba-tiba, maka Husain bin Numair menghentikan pengepungan tersebut dan kembali ke Damaskus. Maka Ibnu Zubair dapat terbebaskan dan ia membangun kembali Ka'bah yang berantakan karena serbuan pasukan Umayyah. Kematian Yazid yang tiba-tiba ini mengakibatkan pula makin berantakannya kekuasaan Bani Umayyah dan perang saudara antar Bani Umayyah. Hal ini mengakibatkan kekuasaan Islam terbagi menjadi dua bagian dengan dua khalifah yang berbeda, tetapi hal ini tidak bertahan lama. Perang saudara Umayyah dapat disudahi, dan Mesir dan Syria diambil alih oleh Marwan I. Pemberontakan Khawarij di Iraq terhadap Ibnu Zubair pun terjadi, hal ini mengakibatkan kekuasaan Ibnu Zubair hanya dapat bertahan di Hejaz.

Kekalahan terakhir Ibnu Zubair terjadi di ketika kekhalifahan Umayyah dipegang oleh Abdul-Malik, di mana Abdul-Malik mengirim Hajjaj bin Yusuf untuk menggabungkan kekaisaran Islam. Hajjaj memerintahkan pengepungan terhadap Mekkah, pusat kekuasaan Ibnu Zubair saat itu, selama 8 bulan dan 17 hari dengan terus melemparkan bola api melalui ketapel, yang membakar tutup Ka'bah dan kayu-kayu penyangga, Ibnu Zyubair tertangkap dan dibunuh oleh Hajjaj bin Yusuf pada tanggal 17 Jumadil Awwal 73 H atau 4 Oktober 692. Leher Ibnu Zubair dipenggal dan kepalanya dikirim sebagai hadiah kepada khalifah Abdul-Malik di Damaskus dan tubuhnya disalib. Hal ini mengembalikan kekuasaan Bani Umayyah terhadap seluruh daerah kekuasaan Islam. Diriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar, ibu dari Ibnu Zubair yang pada saat itu berumur 100 tahun menyaksikan pemenggalan dan penyaliban badan Ibnu Zubair, kemudian ibunya membawa mayat anaknya tersebut kembali seorang diri ke Madinah dan dikuburkan di sana.

Related Posts:

  • Abu Hurairah - Abdurrahman bin Shakhr Al-AzdiAbdurrahman bin Shakhr Al-Azdi yang lahir 598 - wafat 678 lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya oleh… Read More
  • Imran bin Hushain - Sahabat Menyerupai MalaikatImran bin Hushain pada waktu Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah SAW untuk berbai’at. Dan semenjak ia menaruh tangan kanannya di tangan kanan Rasul, maka tangan kanannya itu memperoleh penghormatan besar. Ia pun bersu… Read More
  • Abu Musa Al-Asy'ari - Abdullah bin Qais bin SulaimAbu Musa al-Asy'ari yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari, adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal dari Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan du… Read More
  • Suhail bin Amr - Tawanan jadi Pahlawan IslamSuhail bin Amr adalah pemimpin bani amir, dikenal juga dengan Abu Yazid. Ia mempunyai kemuliaan dan kedudukan tinggi di kalangan kaum Quraisy, layaknya Abu Jahal, Uthbah bin Rabiah, Abu Sufyan, dll. Anak laki-lakinya bernama … Read More
  • Said bin Amir al-Jumahi jadi Gubernur HomsSaid bin Amir al-Jumahi adalah Sahabat Nabi Muhammad dan Gubernur Homs pada masa Khalifah Umar. Dia merupakan saksi dari pelaksanaan hukuman mati yang dilakukan kaum Quraisy kepada Khubaib bin Adi di Mekkah, sebelum memeluk I… Read More