Dia memulai pendidikannya dengan belajar Al-Quran, dan baru kemudian belajar hadis kepada seorang ulama di Marwa, yaitu Muhammad bin Hisyam dan Ibnu Qutaibah. Setelah usianya genap 17 tahun dia melakukan pelayatan intelektual ke berbagai negeri Islam; seperti ke Marwa, Rayy, Syiria, Mesir, Washith, Baghdad, Bashrah, Kufah dan lain-lain. Selama pelayatan intelektualnya, dia beguru kepada banyak ulama besa di masanya, - selain yang sudah disebutkan - antara lain: Ali bin Muhammad, Musa bin Sahl Ar-Ramli, Muhammad bin Harb, Abu Kuraib, Muhammad bin Maran, Yunus bin Abdul A’la, Abdul Jabbar bin Al-A’la, Ishaq bin Rahawaih, Mahmud bin Ghailan, Ali bin Hajar, dan lain-lain. Sebagai seorang imam besar di Khurasan, Ibnu Khuzaimah memiliki banyak murid, antara lain: Ahmad bin Al-Mubarak, Ibrahim bin Abi Thalib, Abu Ali An-Nisaburi, Abu Amr bin Hamdan, Muhammad bin Ahmad bin Bashir, dan lain.
Ibnu Khuzaimah wafat pada malam Sabtu tanggal 12 Dzul Qa’dah tahun 311 H. atau yang bertepatan dengan 924 M. dalam umur 89 tahun; jenazahnya dimandikan, dikafani, disalatkan, dan makamkan di kamarnya sendiri. Ada banyak ulama yang memberikan pengakuan, persaksian atas integritas dan kepribadian Ibnu Khuzaimah, antara lain: Az-Zarkali (w. 1396 H.) Az-Zarkali menyebutkan bahwa pada masanya, Ibnu Khuzaimah adalah seorang imam, ahli fikih, seorang mujtahid dan ahli dalam bidang hadis. Adz-Dzahabi. Adz-Dzahabi menyebut Ibnu Khuzaimah sebagai seorang hafizh besar (bahasa Arab: الحافظ الكبير), imam para imam, dan tuan guru Islam (bahasa Arab: شيخ الإسلام).