Imam adz-Dzahabi - Ilmu al-Qur’an dan Hadits

Imam adz-Dzahabi - Ilmu al-Qur’an dan Hadits NabawiAbu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz bin Abdullah adz-Dzahabi al-Fariqi, yang lebih dikenal sebagai Al-Imam Adz-Dzahabi atau Al-Dhahabi, adalah seorang Ulama Sunni berasal dari Maula Bani Tamim. Dia dilahirkan pada tahun 673 H di Mayyafariqin Diyar Bakr. Ia dikenal dengan kekuatan hafalan, kecerdasan, kewara’an, kezuhudan, kelurusan aqidah dan kefasihan lisannya. Dia wafat pada malam Senin, 3 Dzulqa’dah 748 H, di Damaskus, Suriah dan dimakamkan di pekuburan Bab ash-Shaghir.

Guru-gurunya - Al-Imam adz-Dzahabi memiliki Mu’jam asy-Syuyukh (Daftar Guru-Guru) dia yang jumlahnya mencapai 3000-an orang (adz-Dzahabi wa Manhajuhu fi Kitabihi, Tarikhil Islam). Dia menuntut ilmu sejak usia dini dan ketika berusia 18 tahun menekankan perhatian pada dua bidang ilmu: Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadits Nabawi. Dia menempuh perjalanan yang jauh dalam mencari ilmu ke Syam, Mesir, dan Hijaz (Mekkah dan Madinah). Dia mengambil ilmu dari para ulama di negeri-negeri tersebut. Di antarapara ulama yang menjadi guru-guru dia adalah:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah - Yang dia letakkan namannya paling awal di deretan guru-guru yang memberikan ijazah pada dia dalam kitabnya, Mu’jam asy-Syuyukh. Dia begitu mengagumi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan mengatakan, “Dia lebih agung jika aku yang menyifatinya. Seandainya aku bersumpah di antara rukun dan maqam maka sungguh aku akan bersumpah bahwa mataku belum pernah melihat yang semisalnya. Tidak…-Demi Allah- bahkan dia sendiri belum pernah melihat yang semisalnya dalam hal keilmuan.” (Raddul Wafir , hal. 35)

Al-Hafizh Jamaluddin Yusuf bin Abdurman al-Mizzi - Yang dikatakan oleh dia, “Dia adalah sandaran kami jika kami menemui masalah-masalah yang musykil.” (ad-Durar al-Kaminah,V:235)
Al-Hafizh Alamuddin Abdul Qasim bin Muhammad al-Birzali - Yang menyemangati dia dalam belajar ilmu hadits, dia mengatakan tentangnya: “Dialah yang menjadikanku mencintai ilmu hadits.” (ad-Durar al-Kaminah, III:323)

Ketiga ulama di atas adalah yang banyak memberikan pengaruh terhadap kepribadian dia. Adapun guru-guru dia yang lainnya adalah Umar bin Qawwas, Ahmad bin Hibatullah bin Asakir, Yusuf bin Ahmad al-Ghasuli, Abdul Khaliq bin Ulwan, Zainab bintu Umar bin Kindi, al-Abuqi, Isa bin Abdul Mun’im bin Syihab, Ibnu Daqiqil ‘Id, Abu Muhammad ad-Dimyathi, Abul abbas azh-Zhahiri, ali bin Ahmad al-Gharrafi, Yahya bin ahmad ash-Shawwaf, at-Tauzari, masih banyak lagi yang lainnya.

Murid-muridnya - Di antara murid dia adalah: Tajuddin as-Subki, Muhammad bin Ali al-Husaini, al-Hafizh Ibnu katsir, al-Hafizh Ibnu Rajab, dan masih banyak lagi selain mereka. Dia memiliki sekitar 100 karya tulis, di antara karya-karya tulis itu adalah:

al-‘Uluww lil ‘Aliyyil Ghaffar
Taariikhul Islam
Siyar A’laamin Nubalaa’
Mukhtashar Tahdziibil Kamaal
Miizaanul I’tidaal Fii Naqdir Rijaal
Thabaqatul Huffazh
Al-Kaasyif Fii Man Lahu Riwaayah Fil Kutubis Sittah
Mukhtashar Sunan al-Baihaqi
Halaqatul Badr Fii ‘Adadi Ahli Badr
Thabaqatul Qurra’
Naba’u Dajjal
Tahdzibut Tahdzib
Tanqiih Ahaadiitsit Ta’liiq
Muqtana Fii al-Kuno
Al-Mughni Fii adh-Dhu’afaa’
Al-‘Ibar Fii Khabari Man Ghabar
Talkhish al-Mustadrak
Ikhtishar Taarikhil Kathib
Al-Kabaair
Tahriimul Adbar
Tauqif Ahli Taufiq Fi Manaaqibi ash-Shiddiq
Ni’mas Smar Fi Manaaqib ‘Umar
At-Tibyaan Fi Manaaqib ‘Utsman
Fathul Mathalib Fii Akhbaar Ali bin Abi Thalib
Ma Ba’dal Maut
Ikhtishar Kitaabil Qadar Lil Baihaqi
Nafdhul Ja’bah Fi Akhbaari Syu’bah
Ikhtishar Kitab al-Jihad, ‘Asakir
Mukhtashar athraafil Mizzi
At-Tajriid Fii Asmaa’ ish Shahaabah
Mukhtashar Tariikh Naisabuur, al-Hakim
Mukthashar al-Muhalla dan Tartiil Maudhuu’at, Ibn al-Jauzi