Abu Sa'id Al-Khudri Putra Malik bin Sinan

Abu Sa'id Al-Khudri Putra Malik bin SinanAbu Sa'id al-Khudri (أبو سعيد الخدري) adalah Sahabat Nabi Muhammad dari golongan Ansar. Ia mengajukan diri untuk berperang dalam Pertempuran Uhud pada 625 di mana ayahnya Malik ibn Sinan tewas, ia ikut dalam berbagai pertempuran selanjutnya. Walaupun ia pernah pergi ke Suriah untuk menemui Muawiyah bin Abu Sufyan, ia tetap penduduk Madinah. Pada Pertempuran Harrah tahun 64/683, ia ikut berperang untuk mempertahankan Madinah dari serbuan tentara Bani Umayyah. Ia disebutkan meninggal pada tahun 63/682, 64/683, 65/684, atau 74/693. Abu Sa'id salah satu perawi hadis yang paling banyak digunakan oleh umat Muslim. Jumlah hadis yang diriwatkan melaluinya berjumlah 1170 hadis, hal ini membuatnya termasuk dalam tujuh orang paling produktif dalam meriwayatkan hadis.

Ayahnya Malik bin Sinan RA adalah seorang sahabat Anshar, ayah dari Abu Said al Khudri RA, seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW. Dalam perang Uhud, keadaan Rasulullah SAW sempat sangat kritis karena diserang kaum kafir Quraisy dari berbagai penjuru, dan hanya tinggal dua sahabat muhajirin yang melindungi beliau sehingga beliau terjatuh dan terluka. Tujuh sahabat Anshar yang sebelumnya ikut melindungi Nabi SAW telah menemui syahidnya satu persatu.

Malik bin Sinan termasuk beberapa sahabat (tidak sampai sepuluh orang) yang berhasil membuka “jalan darah” untuk berhimpun di sekitar Rasulullah SAW dalam kondisi kritis tersebut. Mereka ini akhirnya berhasil mengamankan keadaan beliau dari gempuran kaum kafir Quraisy. Ada bagian dari topi besi yang menancap di kepala beliau, Abu Ubaidah berhasil melepaskannya dengan gigi serinya hingga rompal, tetapi dari luka di kepala Rasulullah SAW itu mengucur darah segar. Segera saja Malik bin Sinan menjilat luka pada kepala Nabi SAW, dengan harapan akan bisa menghentikan, atau setidaknya mengurangi derasnya darah yang mengucur, dan itu berhasil.

Setiap kali menjilat dan menghisab darah itu, Malik bin Sinan bukannya membuang atau memuntahkannya, justru ia menelan darah itu, sampai akhirnya darah tidak keluar lagi dari luka-luka Rasulullah SAW. Melihat apa yang dilakukannya, beliau bersabda, "Seseorang yang darahnya menyatu dengan darahku, maka api neraka tidak akan menyentuhnya." Sungguh suatu keberuntungan besar bagi Malik bin Sinan. Dan keberuntungan itu makin lengkap karena ia gugur sebagai syahid di Perang Uhud itu.

Related Posts:

  • Habib bin Zaid - Abdullah bin Zaid bin AshimHabib bin Zaid dibesarkan dalam sebuah rumah yang penuh keharuman iman di setiap sudutnya, di lingkungan keluarga yang melambangkan pengorbanan. Ayah Habib, Zaid bin Ashim, adalah salah seorang dari rombongan Yatsrib yang per… Read More
  • Abu Ayyub al-Ansari - Tuan Rumah RasulullahAbu Ayyub al-Ansari berasal dari Bani an-Najjar, Ia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Rasulullah ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Sampai pada… Read More
  • Qais bin Sa’ad bin Ubadah Sahabat DermawanQais bin Sa’ad bin Ubadah berasal dari keluarga Arab paling dermawan dari turunannya yang mulia. Tentang keluarganya, Rasulullah pernah bersabda, “Kedermawanan menjadi karakter keluarga ini!” Ia adalah seorang yang cerdik dan… Read More
  • Sa'ad bin 'Ubadah bin Dulaim - Sahabat AnsharSa'ad bin 'Ubadah bin Dulaim (bahasa Arab: سعد بن عبادة بن دليم‎‎) adalah seorang Sahabat Nabi dan tokoh pemimpin Bani Khazraj dari Madinah. Ia adalah salah satu dari kaum Anshar yang melakukan bai'at 'Aqabah kepada Nabi Muha… Read More
  • Ubadah bin Shamit - Pemimpin Pembela Islam'Ubadah bin Shamit termasuk salah seorang tokoh Anshar. Mengenai Kaum Anshar, Rasullulah SAW pernah bersabda, "Jika orang-orang Anshar menuruni lembah atau celah bukit pasti aku akan mendatangi lembah dan celah bukit orang-or… Read More