Nabi Syits AS Putra Terpandai Nabi Adam AS

Set (bahasa Ibrani: שֵׁת, bahasa Ibrani Standar Šet, Tiberias Šēṯ; bahasa Arab: شيث Syits; "ditempatkan; ditunjuk") adalah anak laki-laki dari Adam dan Hawa. Ia dilahirkan pada saat Adam berumur 130 tahun (Kejadian 5:3). Set merupakan saudara muda dari Kain dan Habel. Sejak Nabi Adam AS turun ke dunia, perkembangan populasi manusia sangat cepat. Usia manusia pada waktu itu bisa mencapai ribuan tahun sedang pertumbuhan kelahiran berlipat ganda setiap tahunnya. Nabi kedua setelah Nabi Adam AS adalah Nabi Syith AS, Beliau merupakan keturunan pertama dari Nabi Adam AS dan dikaruniai kenabian oleh ALLAH SWT.

Nabi Syith AS adalah Nabi yang Shaleh dan memiliki pengetahuan yang tinggi karena dianugrahi otak yang cerdas. Beliau banyak belajar ilmu pengetahuan dari bapaknya Adam AS. Dari Nabi Syith AS lah ilmu pengetahuan berkembang luas. Nabi Syith AS menetapkan kaidah-kaidah hukum. Sejak terjadinya perkara perkelahian anak Adam Habil dan Qabil, maka sejak jaman Nabi Syith AS telah ada ketetapan-ketetapan mengenai hukum kriminal atau dalam istilah hukumnya adalah hukum pidana. Nabi Syith AS telah membuat ketetapan takaran dan timbangan sehingga setiap orang dapat membagi makanan secara adil. Selain itu Nabi Syith AS juga telah mengembangkan ilmu hitung, ilmu falaq atau ilmu perbintangan sehingga pada masa Nabi Syith AS ilmu pengetahuan alam pun sudah berkembang dengan pesat.

Seth menurut Kristen

Dalam kitab Kejadian dari Kitab Suci Ibrani dan Alkitab, adalah salah satu anak (kemungkinan putra ketiga) dari Adam dan Hawa, dan merupakan adik laki-laki dari Kain dan Habel. Ia dilahirkan setelah Habel dibunuh oleh Kain. Nama Set disebut sepuluh kali dalam Alkitab, yaitu tujuh kali di kitab Kejadian, sekali di kitab Bilangan, Kitab 1 Tawarikh, dan Injil Lukas. Set bagi Adam adalah seorang anak yang "menurut rupa dan gambarnya"[3]. Set diberikan oleh Allah sebagai pengganti Habel yang dibunuh. Ia mempunyai seorang anak yang bernama Enos pada usia 105 tahun dan hidup hingga mencapai usia 912 tahun. Melalui keturunan Set dilahirkanlah Nuh, Abraham, Daud, hingga akhirnya menurunkan Yesus [Nabi Isa].

Seth menurut Kitab Yobel - Menurut Kitab Yobel, Set menikahi adik perempuannya, Azura dan umurnya 105 tahun ketika anaknya Enos dilahirkan. Ia meninggal pada usia 912 tahun. Dalam literatur rabinik, nama Set (bahasa Ibrani: Sheth) dijelaskan berarti "dasar." Menurut tradisi ini, Set dianggap sebagai "Dasar atau Fondasi Dunia," karena ia adalah leluhur pertama umat manusia yang dilahirkan dari orang tua yang manusia. Dengan demikian, seluruh umat manusia dianggap terkait dengan Set melalui keturunannya, Nuh. Banyak juga yang menganggap Yesus sebagai anak dari Yusuf, yang adalah juga keturunan Set.

Seth menurut kepercayaan Mormon - Dalam teologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Set ditahbiskan oleh Adam pada usia 69 tahun. Tiga tahun sebelum kematian Adam, ia memberkati Set agar keturunannya akan menjadi "pilihan Tuhan" dan bahwa mereka "akan dipelihara hingga akhir zaman" (Doktrin dan Perjanjian 107:42). Lebih jauh, Set adalah "seorang yang sempurna, dan ia sangat mirip dengan ayahmya" (Doktrin dan Perjanjian 107:43). Set juga merupakan nama seorang suku Yared dalam Kitab Mormon (Ether). Set menurut Yosefus - Yosefus merujuk kepada Set sebagai salah satu anak Adam yang paling penting dalam Zaman Kuno bangsa Yahudi, dan melaporkan bahwa keturunannya membangun Tiang-tiang keturunan Set.

Cerita non-Alkitabiah - Menurut kitab Perjanjian Adam, mengisahkan bahwa Adam, ketika mengetahui bahwa ajalnya telah dekat, memanggil Set ke sisinya. Ia menyuruh Set kembali ke Taman Eden, masuk dan mengambil tiga benih dari buah Pohon Kehidupan. Adam kemudian meminta Set kembali kepadanya dan menempatkan ketiga benih itu di mulutnya sebelum menguburkan jenazahnya. Set melakukan apa yang diminta ayahnya dan pergi ke Taman Eden. Di gerbang taman itu berdirilah Penghulu Malaikat Mikail, yang menanyakan tujuan Set. Set memberitahukannya, dan Mikail mengizinkannya masuk, dan menunjukkan kepadanya pohon kehidupan itu.

Set mengumpulkan tiga benih dari buah pohon itu dan kemudian kembali, melalui pintu gerbang, dan kembali ke ayahnya, yang saat ini telah meninggal. Ia menggali kuburan untuk Adam, dan menguburkannya, setelah menempatkan ketiga benih itu di mulutnya lalu menutup liang kuburnya. Tiga pohon kemudian muncul dari kubur Adam, dan ketiga pohon inilah yang kemudian ditebang untuk diambil kayunya untuk dijadikan tiga salib di Golgota.