
Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Sufyan bin Yazid lahir di timur kota Cordoba, Andalusia (sekarang Spanyol), pada hari terakhir bulan Ramadhan tahun 384 Hijriyyah. Nama panggilan dan kunyahnya adalah Abu Muhammad, dan lebih dikenal dengan nama Ibnu Hazm. Nenek moyangnya yang tertinggi pergi dari Persia menuju Andalusia. Ia dan keluarganya mempunyai kedudukan yang cukup sejak mereka sampai di Andalusia. Ibnu Hazm mampu menghafal Al-Qur'an saat usia yang masih sangat muda, belajar sastra Al-Qur'an dan hukum-hukumnya, juga yang terkandung dalam Al-Qur'an dari kisah dan berita lainnya. Ia belajar menulis dan selalu melatih kaligrafinya. Ia juga menghafal banyak syair.
Sha'id Al-Andalusi berkata, "Penduduk Andalusia sepakat bahwa Ibnu Hazm adalah sumber ilmu-ilmu keislaman dan yang paling luas pengetahuannya." Adz-Dzahabi berkata, "Padanya berakhir kepintaran dan kejelian berfikir. Ilmunya sangat luas tentang Al-Qur'an, As-Sunnah, mazhab-mazhab fikih dan sekte, bahasa Arab, sastra, logika dan syair dengan kejujuran dan keagamaannya." Al-Ghazali berkata, "Aku menemukan sebuah buku tentang asma Allah karangan Muhammad bin Hazm, sebagai bukti akan keagungannya dalam menghafal dan alur pemikirannya." Ibnu Hazm wafat pada tanggal 28 Sya'ban 456 Hijriyyah / 15 Agustus 1064 Miladiyyah.