
Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana dia menemui kematian Imam Muslim, sebagaimana yang dia katakan: "Aku menyaksikan jenazahnya dan mensholatkannya". Walaupun sebelumnya dia telah pergi ke negeri-negeri tetangga Sijistan, seperti khurasan, Baghlan, Harron, Roi dan Naisabur. Setelah dia masuk kota Baghdad, dia diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashroh, dan dia menerimanya, akan tetapi hal itu tidak membuat dia berhenti dalam mencari hadis. Kemudian mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya.
Dia langsung berguru selama bertahun-tahun. Di antara guru-gurunya adalah Imam Ahmad, Al-Qanabiy, Sulaiman bin Harb, Abu Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi, Abu Zakariya Yahya bin Ma'in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Sa'id bin Manshur, Ibnu Abi Syaibah dan ulama lainnya. Demikian pula murid-murid dia cukup banyak antara lain, yaitu: Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, Abu Ubaid Al Ajury, Abu Thoyib Ahmad bin Ibrohim Al Baghdady, Abu `Amr Ahmad bin Ali Al Bashry, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad Al Khollal Al Faqih, Isma`il bin Muhammad Ash Shofar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak dia), Zakariya bin Yahya As Saajy, Abu Bakr Ibnu Abid Dunya, Ahmad bin Sulaiman An Najjar, Ali bin Hasan bin Al `Abd Al Anshory, Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar, Abu `Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu`lu`y, Muhammad bin Ahmad bin Ya`qub Al Matutsy Al Bashry.
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275 H di Bashrah. Imam Abu Daud menyusun kitabnya di Baghdad. Minat utamanya adalah syariat, jadi kumpulan hadis-nya berfokus murni pada hadis tentang syariat. Setiap hadis dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan Al-Qur'an, begitu pula sanadnya. Dia pernah memperlihatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran perbaikan. Kitab Sunan Abu Dawud diakui oleh mayoritas dunia Muslim sebagai salah satu kitab hadis yang paling autentik. Namun, diketahui bahwa kitab ini mengandung beberapa hadis lemah (yang sebagian ditandai dia, sebagian tidak). Banyak ulama yang meriwayatkan hadis dari dia, di antaranya Imam Turmudzi dan Imam Nasa'i.