
Imam Al-Ajurri memiliki banyak guru dan murid. Guru terbesarnya ialah Al-Hafizh Ibrahim bin Abdillah bin Muslim bin Ma’iz Abul Muslim Al-Bashri Al-Kajji (190 H-292 H) yang meninggal di Baghdad lalu dimakamkan di Bashrah. Juga Abu Bakr Abdullah bin Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani (230 H-316 H) yang menjadi syeikh di Baghdad. Sedangkan di antara muridnya ialah Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al Mihrani Al-Ashbahani (336 H-425 H) penulis kitab Al-Hilyah, dan yang selain mereka.
Karya tulis - Imam Al-Ajurri meninggalkan banyak karya tulis, sebagian dapat ditemukan cetak ulangnya pada masa ini, sebagian masih berupa manuskrip (6 judul), dan sebagian lagi hilang (18 judul) :
Akhlaq Ahlil Qur’an
Akhlaqul Ulama
Akhbar Umar bin Abdil Aziz
Al-Arba’in Haditsan
Al-Ghuraba’
Tahrimun Nard was Satranji wal Malahi
Asy-Syari’ah
At-Tashdiq bin Nadhar Ilallah
Pengakuan ulama terhadapnya
Al-Khatib berkata : “Dia tsiqah, shaduq (sangat jujur), taat beragama, dan memiliki banyak karya.”
Yaqut al-Hamawi berkata : “Dia faqih bermadzhab Syafi’i, tsiqah, dan menulis banyak karya.”
Ibnul Jauzi dalam kitab As-Shawatus Shafwah mengatakan: “Dia tsiqah, taat beragama, alim, dan banyak menulis karya.”
As-Subki dalam Thabaqat-nya mengatakan : “Dia faqih, muhadits, pemilik beberapa karangan.”
Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala’ berkata : “Dia seorang imam, pakar hadis, panutan, Syaikh di Al-Haram, shaduq, ahli ibadah, shahibus sunan, dan pengikut sunnah (ahli ittiba’).”
As-Suyuthi mengatakan : “Dia ‘alim dan mengamalkan ilmu ahli sunnah.”