Nabi Ilyasa AS - Bani Israel Amoria di Panyas

Nabi Ilyasa AS - Bani Israel Amoria di PanyasNabi Ilyasa hidup sekitar 9 SM. Dalam Kitab lain ia dikenal dengan nama Elisa. Ilyasa adalah anak dari Saffet (paman nabi Ilyas) dan penerus Nabi Ilyas. Ilyasa adalah rasul dari kalangan bani Israel dengan garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun dan Ilyas. Dia menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggalan Nabi Ilyas. Nabi Iyasa menunjukkan banyak mujizat tapi malah dikatakan sihir seperti kepada Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup nabi Ilyasa.

Al-Yasa (Arab:اليسع, Al Kitab: Elisa, Eliseus) (sekitar 885-795 M)[1][2] adalah seorang Nabi yang tertera dalam Qur'an dan juga dianggap nabi oleh umat Yahudi dan Kristen. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Ia wafat di Palestina dan namanya disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Qur'an, yaitu pada surah al-An'am dan surah Shaad.

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik (QS Shaad : 48)

Setelah beberapa lama bangsa Israel ditaklukan oleh bangsa Assyria yang menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.Nama Ilyasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat Rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal diseputar lembah sungai Yordan.

Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih belia dan saat itu menderita sakit. Nabi Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh Ilyasa menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyerukan kebaikan dan meneruskan tugas menyeru kepada kebaikan tesebut setelah Ilyas wafat. Namun kaum tersebut masih saja membangkang mendengar seruan Nabi Ilyasa sehingga mengalami lagi azab kekeringan yang hebat.

Al-Yasa' adalah Nabi selanjutnya untuk bangsa Israel. Dia menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal Ilyas. Al-Yasa' menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Al-Yasa'. Setelah beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.

Nama Al-Yasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar oleh kaumnya dan bersembunyi di rumah Al-Yasa. Maka besar kemungkinan Al-Yasa juga tinggal di seputar lembah sungai Jordan.

Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Al-Yasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit kemudian Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Al-Yasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Al-Yasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal. Al-Yasa melanjutkan misi ayah angkatnya, agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah.

Al-Yasa' kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Al-Yasa', dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.