Sa'ad bin Muadz adalah Sahabat Nabi Muhammad yang juga pemimpin Bani Aus di Madinah. Sa'ad memeluk Islam pada tahun 622 M (1 H), ketika Nabi Muhammad tiba di Madinah. Ia adalah salah satu dari figur kuat di antara golongan Anshar. Sa'ad adalah sahabat dari Umayah bin Khalaf. Ketika Sa'ad berada di Mekkah, ia akan tinggal di rumah Umayah dan ketika Umayah ke Madinah, ia akan tinggal di rumah Sa'ad.
Hidayatul taufik menembus keimanan Sa'ad bin Mu'adz melalui dakwah yang disampaikan Mush'ab bin 'Umair. Beliau adalah utusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ke Yatsrib / Madinah. Atas ijin Allah dengan cahaya Islam yang memancar di wajahnya dan lisan yang terbimbing, dua tokoh besar Madinah taslim, yaitu Sa'ad bin Mu'adz dan Usaid bin Hudhair. Atas kemurahanNya dan juga keislaman Sa'ad bin Mu'adz diikuti oleh seluruh bani Abdul Asyhal tidak seorang pun membantah seruannya sebelum matahari terbenam.
Beberapa saat sebelum terjadi Pertempuran Badar, Sa'ad berkunjung ke Mekkah untuk melaksanakan Umrah bersama teman non-Muslimnya Umayah, ketika ia berjumpa dengan Abu Jahal terjadi perselisihan dan Sa'ad menjadi marah, sehingga mengancam Abu Jahal bahwa ia akan menghadang kafilah dagang dari Mekkah yang menuju Suriah dan berdasarkan informasi dari Umayah bahwa Abu Jahal merasa terancam kedudukannya dengan keberadaan Nabi Muhammad.
Setelah Pertempuran Khandaq pada tahun 627 (5 H), ketika Madinah gagal dikuasai oleh pasukan Mekkah, kaum Muslim mendakwa bahwa kaum Yahudi dari Bani Quraizah melakukan pengkhianatan dengan melaksanakan perjanjian dengan musuh. Kaum Muslim melakukan pengempungan terhadap benteng Bani Quraizah, hingga Bani Quraizah menyerah tanpa syarat setelah pengepungan selama beberapa minggu. Beberapa anggota dari Bani Aus memohon kepada Nabi Muhammad menunjuk hakim dari Bani Aus untuk menghukum sekutu lama mereka Bani Quraizah, hingga Nabi Muhammad menunjuk Sa'ad bin Muadz atas keputusan itu Bani Quraizah juga menerima penunjukan itu.
Sa'ad yang mengalami luka dalam pertempuran Khandaq dan telah diambang kematian memutuskan, bahwa setiap laki-laki dewasa dari Bani Quraizah dihukum mati dan semua wanita dan anak-anak dijadikan budak. Kemudian Sa'ad meninggal beberapa hari setelah memberikan keputusan terhadap Bani Quraizah. Sa'ad bin Mu'adz al-Asyhali pembawa bendera kaum Anshar dan salah seorang majlis syuro saat Perang Badar. Kesyahidannya mengguncang 'Arsy, membuat Allah tersenyum dan diiringi oleh 70 ribu malaikat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : " 'Arsy Allah yang Maha Pengasih berguncang karena kematian Sa'ad bin Mu'adz ". ( HR. Muttafaq 'alaih ).
Ibnu Umar r.a berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : " Hamba shalih yang ( kematiannya ) telah mengguncang "Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka dan 70.000 malaikat hadir mengiringinya. Padahal mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, merasa kesempitan kemudian Allah memberinya keleluasaan. Hamba shalih yang di maksud adalah Sa'ad bin Mu'adz ". (HR. Bukhari Muslim ).