Uqbah bin Amir al-Juhani - Assabiqunal Awwalun

Uqbah bin Amir al-Juhani - Assabiqunal AwwalunUqbah bin Amir al-Juhani adalah seorang sahabat Nabi Muhammad dan lebih dikenal sebagai "Assabiqunal Awwalun" atau masyarakat awal Islam. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, aku sedang berada di gurun pasir menggembalakan biri-biriku. Setelah mendengar kedatangan beliau, kutinggalkan biri-biri itu, dan segera bertemu dengan beliau, aku bertanya kepadanya, “Benarkah Tuan membai’at saya, ya Rasulullah?” “Siapakah anda?” Tanya beliau. Jawabku, “Saya Uqbah bin Amir Al-Juhani!” Tanya Rasulullah, “Bai’at bagaimana yang anda kehendaki. Bai’at Arabi atau bai’at Hijrah.” Jawabku, “Saya ingin dibai’at secara Hijrah.” Lalu Rasulullah membai’atku seperti bai’at kaum muhajirin. Sesudah itu aku bermalam di tempat beliau. Kemudian aku kembali menggembala biri-biriku.

Dalam bidang jihad beliau turut ambil bagian dalam perang Uhud . Beliau juga berjuang dalam Pertempuran Damsyik pada tahun 634. kemudian Panglima Islam Abu Ubaidah bin al-Jarrah, mengutus Uqbah ke Madinah untuk menyampaikan pembebasan Damsyik kepada Umar bin Khattab. Uqbah adalah salah satu dari panglima angkatan Islam yang menakluk Mesir. Selama tiga tahun, beliau dilantik oleh Amirul Mukminin, ketika itu Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai gubernur Mesir dan setelah itu dia menerima perintah dari Muawiyah untuk melakukan ekspedisi tentara laut ke pulau Rhodes.

Dalam bidang ilmu dia terus mendapatkannya dari sumber yang murni dan terpercaya, yaitu dari Rasulullah saw. sehingga berhasil menjadi ahli tafsir Alquran (pandai membaca dengan benar dan fasih, hafal, mengerti betul makna dan tujuannya), menjadi ahli hadits, ahli fiqih, ahli faraid, di samping menjadi seorang pujangga (sastrawan ) dan penyair. Dia memiliki suara terindah di antara para qari' Alquran. Bila hari sudah jauh malam, suasana sudah tenang, sunyi dan sepi, diambilnya kitabullah, lalu dibacanya ayat-ayat suci yang maknanya jelas dan terang. Hati para sahabat tergugah dan tunduk bila mendengarkan bacaannya yang merdu menggetarkan. Sehingga, air mata mereka bercucuran kerana takut kepada Allah SWT.

Umar bin Khattab pernah memanggil Uqbah, lalu katanya, "Hai Uqbah! tolong bacakan kepadaku ayat-ayat Alquran!" "Baik, ya Amirul Mukminin!" jawab Uqbah patuh. Maka, dibacanyalah Alquran. Umar menangis bercucuran air mata hingga membasahi janggutnya. Uqbah meninggalkan sebuah mushaf hasil karya tangannya sendiri. Mushaf tersebut sebelum ini masih ada di Mesir, di universitas yang terkenal dengan nama "Jamiah Uqbah Ibnu Amir" (Universitas Uqbah Ibnu Amir). Di akhir mushaf tersebut tercantum kalimah, "Katabahu Uqbah bin Amir al-Juhani" (Ditulis oleh Uqbah bin Amir al-Juhani).

Kewafatan dan Wasiat - Tatkala sakit mendekati ajal, ia berada di Mesir. Dikumpulkannya anak-anaknya, lalu dia berwasiat, "Hai anak-anakku! Aku larang kamu melakukan tiga perkara. Maka, jauhilah ketiga-tiganya. Pertama, jangan menerima hadis Rasulullah, kecuali dari orang yang tsiqqah (dipercaya). Kedua, jangan berhutang sekalipun pakaian kalian compang-camping. Ketiga, jangan menulis syair (sajak) sehingga menyebabkan hati kamu lalai terhadap Alquran. Dia dimakamkan di kaki Bukit Al-Muqaththam. Uqbah meninggalkan tujuh puluh tujuh busur panah. Setiap busur mempunyai sebuah tanduk (sebagai tempat anak panah) lengkap dengan anak panahnya. Uqbah berwasiat supaya busur-busur panah tersebut dimanfaatkan oleh kaum muslimin dalam jihad fi sabilillah. Semoga Allah melimpahkan cahaya ke wajah Uqbah, seorang qari, alim, dan panglima perang.