![Ishaq Ibn Rahwayh - Abu Ya’kub - Ibnu Rahwaih](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg30ng_MIAx-H_4pW0ZfSnuRWQMRvxHyE_vJqiP-kL7R2dZ7VFgL1-nfMmPs0WlQwsRPMZoVUPG6hZ6eGQieYnku-Mvs0blXgcJ2__D7kXiT2OxDyaN4RBssmMJtKQldbtwK6V5X3m7eD0/s1600/Cover+Musnad+Ahmad(Arna_ut).jpg)
Dia bersama dengan Al-Thawri dan Daweed Al Zahiri dikutip dalam Lisanu-l-Arab (juga dieja Lisan Al-Arab) untuk mengambil sikap bahwa sekali seorang pria menikahi seorang budak dan memiliki anak-anak dengan dia baik dia dan anak bebas, dan anak itu tidak dapat diperbudak. Ini bertentangan dengan pendapat sebagian besar ulama Islam tentang jurisprudensi. Dia juga seorang mahasiswa dan teman dari Ahmad ibn Hanbal yang menemaninya dalam perjalanannya untuk mencari ilmu.
Setelah Al-Bukhari memutuskan untuk mendedikasikan sisa hidupnya dalam menyusun sebuah buku yang akan terdiri dari tradisi otentik ( shahih ), misinya diperkuat lebih lanjut ketika ia disarankan oleh gurunya, Ishaq Ibn Rahwayh, untuk mengumpulkan seperti buku . Al-Bukhari menyatakan, "Pernah ada waktu di salah satu sesi kami ketika guru saya Ishaaq Ibn Rahway mengatakan bahwa akan sangat dihargai jika seseorang dapat mengumpulkan hadis yang berisi testimonial yang kuat dan dapat diandalkan dan menuliskannya dalam bentuk buku".